Sabtu, 17 Maret 2012

KORBAN ILUSI TAK SENADA DENGAN BATIN YANG MENDERA


KORBAN ILUSI TAK SENADA DENGAN BATIN YANG MENDERA

 
ku tersipu malu dipersimpangan jalan
melihat sesosok lelaki yang tergurat manis di wajahya
akankah dia melihatku?
sepertinya angkasa luar tak akan memberikan sejumput kecil senyumannya tuk ku
aku terbangun disisi sofa yang tergores kata-kata untuknya
berharap tuk bermimpi tentangnya
tapi tak mungkin atmosfer dunia khayal memberiku sedikir tabuaran bunga di mimpiku tentangnya
aku bergegas menutupi kulit keringku dengan bagian kulit sintetis
menyebrangi arus yang bergelombang
menantang maut pu tak sampai ku berani mencoba
daya khayal ku pun tertantang beranjak dari tempat 
menunggangi kuda berbaju besi melewati kawanan serdadu di sunyinya pagi metropolitan
kawanan kurcaci dan peri pun belum sempat ku tengok 
batinku masih terdera tentang kalbu yang melintas mendekat
"hufzt" tak biasa ku ucapakan kata itu selagi kebosanan melalulang di depanku
coba kulihat! kutemukan apa? 
selembar kertas tak berwana dengan kulit lusuh terciprat kunyitnya air!
 ku terus membaca hingga titik akhir!
ternyata rembulan berkata lain di tengah tersandung asmara dengan wanita lain
cukup sudah ku mengusai jemariku yang tengah teredam amara
aku kembali berbaring di sofa
kembali terlelap menempuh gulitanya hariku tentangnya
ucapkan selamat tinggal untuknya dan berkata terima kasih atas percobaan cintanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar